Konsep Pendidikan Sobhan, Konsep Pendidikan yang Unik dan Patut Ditiru

Mohammad Ibrahim Sobhan via ashoka.org

Ujian Nasional akan dihapus... Banyak pendapat pasti. 

Ada yang joget-joget senang (yang masih sekolah), ada yang mengumpat sebal (ini yang lulusnya harus belajar mati-matian untuk ujian, termasuk belajar membuat contekan yang baik dan benar hehehe). 

Tapi bukan ujian nasional yang akan dibahas. 

Ada seorang tokoh dari Bangladesh yang mempunyai konsep yang patut dipertimbangkan untuk pendidikan negeri tercinta Indonesia. 

Mohammad Ibrahim Sobhan, itu nama beliau. 

Sayangnya beliau sudah wafat. Namun tidak ada salahnya melihat konsepnya. Yuk kenalan (sama konsep pendidikannya)!

“Putting young people in charge”, konsep yang indah dan layak ditiru.

ilustrasi pemuda via fokusjabar.com
Generasi muda menjadi core dari konsep yang dibawa oleh Mohammad Ibrahim Sobhan. 

Konsep pendidikannya bertujuan untuk menyiapkan generasi muda yang tangguh yang siap untuk menyongsong masa depannya. 

Tidak menjadi generasi manja yang sedikit-sedikit mengaduh di media social hehehe, (bukan maksud hati mengobarkan api peperangan ya). 

Percayalah pada anak muda, kira-kira itulah pesan yang coba disampaikan. Konsep yang menarik yang patut ditiru tentunya.

Caranya menarik perhatian peserta didik patut diacungi jempol. Jadi para muridnya tidak tertekan macam diospek hehehe.

ekspresi via pinterest.com
Pelajaran yang diberikan di sekolah milik Bapak Sobhan bukanlah pelajaran seperti pada umumnya. 

Beliau tidak memaksa peserta didiknya untuk membaca dan menulis saat mereka baru masuk. 

Yang diajarkan adalah skill atau teknologi tepat guna. 

Contohnya membuat permen atau sabun untuk anak-anak kecil. 

Sementara untuk anak yang lebih besar diajarkan mengenai gambar teknik, beternak, atau memperbaiki pompa diesel. 

Mereka tidak dipaksa membaca atau menulis, tapi dengan suka rela mereka akan melakukannya karena merasa butuh. 

Adapun peserta didik yang disasar adalah anak-anak dari kalangan yang tidak mampu. 

Konsep mentor yang membuat sistemnya berjenjang secara berkesinambungan.
mentor via tommcifle.com
Model pendidikan yang dibentuk Bapak Sobhan ini akhirnya berkembang cukup pesat. 

Akhirnya sebuah konsep mentoring dibentuk. 

Untuk setiap 20 sekolah dasar (masing-masing berisi sekitar 50 siswa) dibentuk sebuah rural technology center untuk memberikan pelatihan tentang teknologi yang lebih kompleks dan selalu memberikan support. 

Kemudian juga dibentuk tim untuk menangani fungsi lintas sector seperti pemasaran produk, serta pengembangan teknologi. 

Pemerintah akhirnya melirik inovasi Bapak Sobhan. Bahkan konsep ini sampai diekspor.

ekspor via workitdaily.com

Pertengahan 1990 konsep pendidikan ciptaan Bapak Sobhan diaplikasikan secara nasional di Bangladesh. 

Pada tahun 1995 organisasi bentukan Mohammad Ibrahim Sobhan yaitu ABSE (Association for School Based Education) memperluas jaringannya hingga Brazil.

Konsep pendidikan memang seharusnya tepat guna. 

Tidak hanya terpaku kaku dengan materi yang “diyakini” benar oleh segelintir orang. 

Terlalu banyak materi “baik” yang harus diajarkan sehingga ujung-ujungnya semua jadi tidak terserap maksimal dan membuat peserta didik tertekan. 

Aku bukan ahli pendidikan jadi sangat mungkin pendapatku keliru. Jadi bagaimana pendapatmu?


Tulisan ini terinspirasi oleh artikel yang berada di ashoka.org

DK