![]() |
| Macet jakarta via hipwee.com |
Sebulan sudah menikmati "hangatnya" kota metropolitan (ibukota-red).
Di sini sangat "hangat" sampai menurut pendapat pribadi terlalu hangat.
Selama sebulan ini ada satu hal yang cukup membuat terkesan sekaligus repot.
Kamu sudah tahu pasti, iya, "Macet".
Ada yang unik dengan kemacetan yang menjadi pengamatan pribadi.
Macet di Jakarta itu sulit ditebak.
Kadang di sana, kadang di sana sananya lagi, kadang di sini.
Tapi yang hampir pasti adalah selalu ada macet di perjalananmu di kota ini. hehehe maaf ya.
Mungkin kamu punya opini tersendiri dengan penyebab kemacetan di ibukota.
Mungkin ada yang bilang "itu gara-gara pada naik mobil pribadi", "itu gara-gara pada nyerobot yang pake motor", "itu banyak galian (tambang apa ya)" dan sebagainya.
IMHO, ada hal mendasar yang menurutku menjadi asal muasal kemacetan di ibukota.
Apa ya? Sobat pasti banyak yang akan jawab "manusianya". Hahaha,... betul juga.
Hanya saja saya ingin mengajukan pendapat bahwa kita sebut saja "spirit manusianya".
Si spirit ini sepertinya yang menjadi biang kerok. Loh, bagaimana bisa?
Mari kita membahasnya secara singkat padat dan bisa dikomentari :D
Di sini sangat "hangat" sampai menurut pendapat pribadi terlalu hangat.
Selama sebulan ini ada satu hal yang cukup membuat terkesan sekaligus repot.
Kamu sudah tahu pasti, iya, "Macet".
Ada yang unik dengan kemacetan yang menjadi pengamatan pribadi.
Macet di Jakarta itu sulit ditebak.
Kadang di sana, kadang di sana sananya lagi, kadang di sini.
Tapi yang hampir pasti adalah selalu ada macet di perjalananmu di kota ini. hehehe maaf ya.
Mungkin kamu punya opini tersendiri dengan penyebab kemacetan di ibukota.
Mungkin ada yang bilang "itu gara-gara pada naik mobil pribadi", "itu gara-gara pada nyerobot yang pake motor", "itu banyak galian (tambang apa ya)" dan sebagainya.
IMHO, ada hal mendasar yang menurutku menjadi asal muasal kemacetan di ibukota.
Apa ya? Sobat pasti banyak yang akan jawab "manusianya". Hahaha,... betul juga.
Hanya saja saya ingin mengajukan pendapat bahwa kita sebut saja "spirit manusianya".
Si spirit ini sepertinya yang menjadi biang kerok. Loh, bagaimana bisa?
Mari kita membahasnya secara singkat padat dan bisa dikomentari :D
Sepeda motor, sang raja jalan raya Ibukota. Kecil-kecil caberawit dong..
![]() |
| si raja jalanan via tribunnews.com |
Ini terbukti (tidak usah pakai angka ya) kalau sobat berhenti di tengah jalan selama 1 menit saja sudah bisa di tebak bakal ada puluhan klakson berbunyi (jujur klakson di ibukota sangat dipergunakan).
Di jalan raya umumnya kendaraan didominasi oleh kendaraan pribadi wabil khusus pit motor.
Secara logika ini lebih menghemat tempat daripada mobil pribadi. Ini tentu benar.
Hanya saja, sangat disayangkan sobat, bahwa mayoritas pengendara motor hanya seorang diri (sobat sudah mengamati juga tentu).
Spirit berpikir taktis bukan oportunis. Meski terkadang perlu romantis, haess.. Lupakan
![]() |
| cornering via agoey.wordpress.com |
Sayangnya "kelebihan" ini sering disalah gunakan. Ada sobat yang bilang "buat naik trotoar", itu betul juga.
Hanya saja di ibukota agak jarang trotoar euy.
Penyalahgunaan di sini aku maksud adalah terlalu berlebih dalam "over taking". hehe.
Terkadang di suatu pengkolan terjadi kemacetan parah gara-gara hal yang sangat sepele, "g muat".
Jadi terjadi locked hanya karena jalan tidak dapat menyediakan ruang cukup untuk kendaraan saling bersimpangan (lah kan lucu masa jalan g muat dilewati kendaraan).
Nah, di sini lah dibutuhkan sebuah spirit baru bagi seluruh rakyat Indonesia agar semua saling bisa berpikir taktis.
Kan lebih baik memberi jalan kepada yang lain dulu dan berhenti 1-2 menit daripada maju bareng terus berhenti 1-2 puluh menit kan? hehehe
Spirit keporo ngalah dan rebutan ngalah perlu dibangunkan dalam diri kita agar perilaku taktis dan toleran menjadi budaya kita.
Jadi bagaimana pendapatmu?
salam
DK


